Khotbah dalam ibadah PKB (Pria Kaum Bapa) menurut 1 Korintus 12:1-11
Shalom,
Damai Dihati.
Saudara-saudara terkasih, hari ini kita akan merenungkan bagian dari firman Tuhan dalam 1 Korintus 12:1-11 yang mengajarkan tentang keragaman karunia rohani namun dengan satu Roh untuk kepentingan bersama. Khotbah ini kita tujukan khusus untuk kita sebagai pria kaum bapa, yang dipanggil untuk memahami dan memanfaatkan karunia-karunia Tuhan dalam konteks jemaat kita. Marilah kita membuka hati dan pikiran kita untuk menerima ajaran Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam 1 Korintus 12:4-6, Paulus menyebutkan bahwa ada berbagai macam karunia, pelayanan, dan kegiatan dalam tubuh Kristus, namun semuanya berasal dari satu Roh yang sama. Karunia-karunia ini seperti hikmat, pengetahuan, iman, penyembuhan, mujizat, nubuat, membedakan roh-roh, bahasa lidah, dan penafsiran bahasa lidah. Setiap karunia ini memiliki fungsi dan peran uniknya masing-masing. Namun, meskipun karunia-karunia ini berbeda-beda, mereka semua berasal dari Roh Kudus yang sama. Ini menunjukkan bahwa Tuhan memberi kita berbagai karunia sesuai dengan kebutuhan dan konteks pelayanan kita, tetapi sumbernya tetap satu, yaitu Roh Kudus.
Sebagai pria kaum bapa (PKB) GMIM, kita mungkin memiliki karunia yang berbeda-beda dalam diri kita. Ada yang diberi kemampuan untuk mengajar, ada yang memiliki karunia pelayanan, ada pula yang berbakat dalam memimpin atau mengorganisasi. Kita semua, dengan karunia-karunia ini, memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi. Kita harus menghargai keragaman ini dan melihat bahwa setiap karunia, sekecil apapun itu, adalah anugerah Tuhan yang penting dalam tubuh Kristus.
Paulus menegaskan dalam 1 Korintus 12:7 bahwa karunia-karunia ini diberikan untuk kepentingan bersama. Tujuan utama dari semua karunia rohani adalah untuk membangun dan melayani jemaat, bukan untuk kepentingan pribadi atau mencari pujian. Karunia-karunia ini harus digunakan untuk memperkuat satu sama lain, memenuhi kebutuhan jemaat, dan melaksanakan misi Tuhan di dunia.
Sebagai kepala keluarga, kita sering kali menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, pekerjaan, maupun dalam pelayanan gereja. Kita diundang untuk menggunakan karunia kita untuk kebaikan dan pelayanan bersama. Ini berarti kita harus menggunakan segala kemampuan yang Tuhan berikan untuk memberkati keluarga, komunitas, dan jemaat kita. Karunia kita tidak hanya untuk keuntungan pribadi, tetapi untuk memajukan pekerjaan Tuhan dan melayani sesama.
Pesan penting dari 1 Korintus 12 adalah bahwa meskipun ada keragaman karunia, semuanya berfungsi dalam kesatuan tubuh Kristus. Paulus menggambarkan gereja sebagai tubuh yang terdiri dari berbagai anggota, masing-masing dengan fungsi yang berbeda namun bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama (1 Korintus 12:12-27).
Sebagai PKB, kita diharapkan untuk menghargai dan mendukung satu sama lain dalam menggunakan karunia-karunia ini. Kita tidak boleh merasa lebih unggul atau inferior terhadap karunia orang lain, tetapi harus saling menghormati dan bekerja sama. Kesatuan dalam keberagaman adalah kunci untuk efektivitas pelayanan kita dan untuk menciptakan harmoni dalam jemaat.
Sebagai seorang ayah, kita dipanggil untuk menjadi teladan dalam menggunakan karunia-karunia kita untuk membangun dan memperkuat keluarga. Ini berarti kita harus menggunakan karunia yang Tuhan berikan, seperti pengajaran, kasih, dan bimbingan, untuk mendidik anak-anak kita dalam iman dan karakter yang baik. Kita harus menghargai setiap potensi dan karunia yang dimiliki oleh anak-anak kita, dan mendukung mereka untuk berkembang sesuai dengan anugerah Tuhan yang mereka terima. Dengan memberikan bimbingan yang penuh kasih dan dukungan, kita membantu mereka untuk menyadari dan mengembangkan karunia-karunia mereka sendiri untuk melayani Tuhan dan sesama.
Dalam hubungan suami-istri, sikap yang sama berlaku. Suami harus menggunakan karunia yang Tuhan berikan untuk melayani dan mendukung istri. Ini berarti menunjukkan kasih, perhatian, dan pengertian, serta menghargai setiap karunia dan kontribusi yang diberikan oleh istri dalam keluarga. Karunia-karunia ini, apakah itu dalam bentuk dukungan emosional, kepemimpinan, atau peran lainnya, harus digunakan untuk memperkuat hubungan dan mencapai tujuan bersama dalam keluarga. Dengan saling mendukung dan menghargai, suami dan istri dapat bekerja sama dalam harmonisasi yang penuh kasih, mencerminkan kesatuan tubuh Kristus yang dinyatakan dalam firman Tuhan. Dengan demikian, kita dapat menjadi teladan yang baik dan alat Tuhan untuk memberkati orang-orang di sekitar kita. Semoga setiap karunia yang kita miliki dapat digunakan untuk memuliakan nama-Nya dan memperkuat ikatan kasih di antara kita semua.
Amin.
Comments
Post a Comment