Renungan Pagi: Terang, Ritme, dan "Sungguh Amat Baik" Kejadian 1:1–31



Baca Kejadian 1:1-31


Pagi ini aku membaca ulang bagian pertama dari Alkitab. Kejadian pasal 1. Ayat yang sangat familiar, tapi tetap saja terasa baru setiap kali dibaca:

> “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”

Ada sesuatu yang menenangkan dari kalimat itu. Dunia ini tidak terjadi begitu saja. Hidup ini bukan hasil kebetulan. Ada permulaan. Dan di permulaan itu, ada Allah.

Yang menarik, kisah penciptaan dimulai bukan dari sesuatu yang sudah rapi dan cantik. Tapi justru dari bumi yang kosong, gelap, tak berbentuk. Dan dari situ, Allah mulai menciptakan, satu hari demi satu hari. Langkah demi langkah.

Hari pertama: terang.
Hari kedua: langit.
Hari ketiga: daratan dan tumbuhan.
Hari keempat: matahari dan bulan.
Hari kelima: ikan dan burung.
Hari keenam: hewan dan akhirnya manusia.

Ada urutan. Ada ritme. Tidak tergesa-gesa. Tidak serba langsung.

Aku merenung sejenak—mungkin hidup juga seperti itu. Kadang aku ingin segala sesuatunya selesai sekarang juga. Tapi Tuhan bekerja setahap demi setahap. Ada hari-hari di mana hanya terang yang muncul. Ada hari-hari yang terasa seperti baru langit yang terbentuk—masih jauh dari selesai. Tapi setiap hari tetap bernilai. Karena proses itu sendiri adalah bagian dari ciptaan Tuhan.

Yang juga menyentuhku adalah bahwa setelah menciptakan segala sesuatu, Tuhan melihat bahwa semuanya itu baik. Dan setelah menciptakan manusia, Dia berkata:

> “Sungguh amat baik.”

Kadang aku sulit percaya bahwa aku ini “baik.” Aku tahu kelemahan-kelemahanku, kegagalan, kekacauan yang kadang kubawa sendiri. Tapi Tuhan, yang tahu semua tentangku, tetap menyebut ciptaan-Nya ini sungguh amat baik. Itu tidak berarti aku sempurna. Tapi itu berarti aku berharga di mata-Nya. Bahkan sebelum aku melakukan apa-apa.

Pagi ini aku diingatkan:

Aku hidup karena kehendak dan kasih Tuhan.

Hidup tidak harus langsung selesai atau sempurna—Tuhan bekerja dalam proses.

Dan dalam segala yang kujalani, Tuhan bisa berkata, “Itu baik.”


🌿
Hari ini, aku ingin berjalan lebih pelan. Tidak harus tergesa. Tidak harus membandingkan prosesku dengan orang lain. Karena bahkan Tuhan sendiri menciptakan dunia dalam enam hari, dan baru beristirahat pada hari ketujuh.

Tuhan, terima kasih untuk hidup yang Engkau mulai dengan terang.
Bantu aku melihat kebaikan-Mu di setiap langkah, bahkan saat masih dalam proses. 🤍



Comments

Popular posts from this blog

Lirik Mars Lansia GMIM

Memperlengkapi Orang Kudus bagi Pembangunan Tubuh Kristus: Menjawab pertanyaan dalam MTPJ tanggal 15-21 September 2024

Nyanyian Rohani untuk Anak Sekolah Minggu GMIM (Part 2)