Renungan Pagi: Nafas, Taman, dan Sunyi yang Tidak Baik (Kejadian 2:1–25)

Baca Kitab Kejadian Pasal 2 Pagi ini aku bangun lebih lambat dari biasanya. Ada keheningan yang agak berat, tapi juga menenangkan. Langit masih buram, suara burung belum terlalu ramai. Rasanya seperti dunia juga sedang menarik napas. Lalu aku buka Alkitab dan membaca Kejadian pasal 2. Di sini, ceritanya lebih pelan dari pasal sebelumnya. Kalau Kejadian 1 seperti paduan suara megah tentang penciptaan alam semesta, Kejadian 2 terasa seperti bisikan—lebih dekat, lebih personal. Tuhan tidak lagi hanya berkata "Jadilah...", tapi sekarang Dia membentuk manusia dari debu, dengan tangan-Nya sendiri, dan menghembuskan napas ke dalam hidung manusia. Napas itu—napas Tuhan—jadi hidup yang pertama. Aku berhenti sebentar di situ. Tuhan membentuk dari debu—bahan paling rendah, paling biasa. Tapi Dia juga memberi napas-Nya sendiri—bagian paling kudus. Jadi, kita ini rapuh dan mulia sekaligus. Itu membuatku berpikir: mungkin wajar kalau kadang aku merasa kuat, kadang lemah. Mungkin keduanya m...