Posts

Showing posts with the label Renungan

Renungan Pagi: Nafas, Taman, dan Sunyi yang Tidak Baik (Kejadian 2:1–25)

Image
Baca Kitab Kejadian Pasal 2 Pagi ini aku bangun lebih lambat dari biasanya. Ada keheningan yang agak berat, tapi juga menenangkan. Langit masih buram, suara burung belum terlalu ramai. Rasanya seperti dunia juga sedang menarik napas. Lalu aku buka Alkitab dan membaca Kejadian pasal 2. Di sini, ceritanya lebih pelan dari pasal sebelumnya. Kalau Kejadian 1 seperti paduan suara megah tentang penciptaan alam semesta, Kejadian 2 terasa seperti bisikan—lebih dekat, lebih personal. Tuhan tidak lagi hanya berkata "Jadilah...", tapi sekarang Dia membentuk manusia dari debu, dengan tangan-Nya sendiri, dan menghembuskan napas ke dalam hidung manusia. Napas itu—napas Tuhan—jadi hidup yang pertama. Aku berhenti sebentar di situ. Tuhan membentuk dari debu—bahan paling rendah, paling biasa. Tapi Dia juga memberi napas-Nya sendiri—bagian paling kudus. Jadi, kita ini rapuh dan mulia sekaligus. Itu membuatku berpikir: mungkin wajar kalau kadang aku merasa kuat, kadang lemah. Mungkin keduanya m...

Renungan Pagi: Terang, Ritme, dan "Sungguh Amat Baik" Kejadian 1:1–31

Image
Baca Kejadian 1:1-31 Pagi ini aku membaca ulang bagian pertama dari Alkitab. Kejadian pasal 1. Ayat yang sangat familiar, tapi tetap saja terasa baru setiap kali dibaca: > “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Ada sesuatu yang menenangkan dari kalimat itu. Dunia ini tidak terjadi begitu saja. Hidup ini bukan hasil kebetulan. Ada permulaan. Dan di permulaan itu, ada Allah. Yang menarik, kisah penciptaan dimulai bukan dari sesuatu yang sudah rapi dan cantik. Tapi justru dari bumi yang kosong, gelap, tak berbentuk. Dan dari situ, Allah mulai menciptakan, satu hari demi satu hari. Langkah demi langkah. Hari pertama: terang. Hari kedua: langit. Hari ketiga: daratan dan tumbuhan. Hari keempat: matahari dan bulan. Hari kelima: ikan dan burung. Hari keenam: hewan dan akhirnya manusia. Ada urutan. Ada ritme. Tidak tergesa-gesa. Tidak serba langsung. Aku merenung sejenak—mungkin hidup juga seperti itu. Kadang aku ingin segala sesuatunya selesai sekarang juga. Tapi Tuhan bekerja se...

Renungan: Saat Hidup, Berdiakonia-lah (Lukas 16:19-31)

Image
Syalom.. Saudaraku yang dikasihi Tuhan, Setiap hari kita diberi kesempatan untuk berbuat baik. Namun, sering kali kita sibuk dengan kenyamanan dan kepentingan pribadi, sehingga lupa melihat orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan.  Perumpamaan dalam Lukas 16:19-31 mengingatkan kita tentang pentingnya hidup dalam kasih dan pelayanan kepada sesama (diakonia) sebelum semuanya terlambat.  1. Kesempatan yang Tidak Digunakan Dalam perumpamaan ini, orang kaya menikmati hidup dalam kemewahan, tetapi ia mengabaikan Lazarus yang kelaparan di depan rumahnya. Padahal, ia memiliki lebih dari cukup untuk membantu. Namun, keegoisannya membuatnya buta terhadap penderitaan orang lain. Seberapa sering kita bersikap seperti orang kaya ini? Kita memiliki berkat yang cukup, bahkan berlimpah, tetapi menutup mata terhadap mereka yang kelaparan, kesulitan, atau membutuhkan dukungan? Tuhan tidak hanya melihat ibadah kita di gereja, tetapi juga bagaimana kita memperlakukan sesama kit...