Renungan Pagi: Tuhan Menjaga, Bahkan Saat Aku Salah (Kejadian 20:1–18)
Pagi ini aku membaca Kejadian pasal 20—dan terus terang, aku terkejut.
Abraham mengulang kesalahan yang sama.
Ia dan Sara pindah ke daerah Gerar. Dan seperti sebelumnya di Mesir, Abraham berkata bahwa Sara adalah saudaranya, bukan istrinya. Raja Abimelek pun mengambil Sara ke istananya.
Tapi kali ini aku membaca dengan lebih dalam. Bukan sekadar kecewa, tapi… tersentuh.
Karena bahkan saat Abraham salah langkah, Tuhan tetap menjaga.
“Lalu Allah datang kepada Abimelek dalam mimpi pada waktu malam dan berfirman kepadanya: Engkau harus mati karena perempuan yang telah kauambil itu, sebab ia telah bersuami.” (ayat 3)
Tuhan mencegah bencana sebelum terjadi.
Ia menjaga Sara. Ia memperingatkan Abimelek. Dan Ia mempermalukan Abraham dengan cara yang tetap penuh belas kasih.
Tapi kenapa Abraham mengulang kesalahan yang sama?
“Aku berpikir: Tak ada takut akan Allah di tempat ini, dan aku akan dibunuh karena istriku.” (ayat 11)
Ketakutan.
Abraham takut bahwa orang-orang Gerar akan jahat, bahwa Tuhan mungkin tidak sanggup melindungi mereka di tempat asing.
Padahal… bukankah Tuhan sudah berkali-kali menunjukkan bahwa Ia sanggup menjaga?
Aku berhenti di situ, menatap diriku sendiri.
Berapa kali aku melakukan hal yang sama?
Bukan dosa besar, tapi kompromi yang berulang karena ketakutan yang belum selesai.
Ketika aku menyembunyikan kebenaran.
Ketika aku lebih percaya strategi manusia daripada pemeliharaan Tuhan.
Ketika aku lupa bahwa kasih karunia Tuhan bukan cuma untuk awal perjalanan, tapi untuk setiap langkah.
Dan yang lebih menyentuh:
Tuhan tetap memakai Abraham.
Bahkan setelah kebohongannya, Abraham justru yang mendoakan Abimelek dan membuat keluarganya dipulihkan. (ayat 17)
Itu bukan pembenaran untuk salah. Tapi itu adalah pengingat:
Tuhan tidak buang orang yang jatuh. Bahkan yang jatuh di tempat yang sama dua kali.
Pagi ini aku belajar:
Iman tidak selalu berarti tidak takut. Tapi iman adalah terus berjalan meskipun takut.
Ketakutan yang tidak dihadapi akan membuat kita mengulang kesalahan lama—bahkan setelah mengalami kasih Tuhan yang besar.
Tuhan tidak membatalkan janji-Nya hanya karena aku sempat goyah.
Bahkan di tengah kebodohanku, Tuhan masih bisa menjaga. Bahkan bisa memakai.
Tuhan, kadang aku juga seperti Abraham.
Sudah tahu janji-Mu, sudah sering ditolong, tapi tetap takut dan ragu.
Aku tidak bangga mengulang kesalahan yang sama. Tapi pagi ini aku bersyukur… karena Engkau tetap menjagaku bahkan saat aku lupa menjaga diriku sendiri.
Tolong aku, Tuhan, untuk percaya penuh.
Dan ketika aku jatuh lagi di tempat yang sama, ingatkan aku:
Engkau masih ada. Engkau belum selesai.
Comments
Post a Comment