Renungan: Saat Hidup, Berdiakonia-lah (Lukas 16:19-31)
Syalom..
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, Setiap hari kita diberi kesempatan untuk berbuat baik. Namun, sering kali kita sibuk dengan kenyamanan dan kepentingan pribadi, sehingga lupa melihat orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan.
Perumpamaan dalam Lukas 16:19-31 mengingatkan kita tentang pentingnya hidup dalam kasih dan pelayanan kepada sesama (diakonia) sebelum semuanya terlambat.
1. Kesempatan yang Tidak Digunakan
Dalam perumpamaan ini, orang kaya menikmati hidup dalam kemewahan, tetapi ia mengabaikan Lazarus yang kelaparan di depan rumahnya. Padahal, ia memiliki lebih dari cukup untuk membantu. Namun, keegoisannya membuatnya buta terhadap penderitaan orang lain.
Seberapa sering kita bersikap seperti orang kaya ini? Kita memiliki berkat yang cukup, bahkan berlimpah, tetapi menutup mata terhadap mereka yang kelaparan, kesulitan, atau membutuhkan dukungan? Tuhan tidak hanya melihat ibadah kita di gereja, tetapi juga bagaimana kita memperlakukan sesama kita dalam kehidupan sehari-hari.
2. Akibat dari Mengabaikan Pelayanan kepada Sesama
Ketika meninggal, Lazarus dibawa ke pangkuan Abraham, sementara orang kaya menderita di alam maut. Orang kaya baru menyadari kesalahannya, tetapi sudah terlambat. Ia ingin memperingatkan saudara-saudaranya agar tidak melakukan kesalahan yang sama, tetapi jawabannya jelas: mereka sudah memiliki hukum Taurat dan nabi-nabi sebagai pedoman hidup.
Kita pun sudah memiliki firman Tuhan yang mengajarkan untuk mengasihi dan melayani sesama. Jangan menunggu sampai terlambat untuk melakukan kebaikan. Saat kita masih diberi kehidupan, gunakan kesempatan ini untuk melayani, memberi, dan peduli terhadap orang lain.
3. Wujud Nyata Diakonia dalam Hidup Kita
Berdakonia bukan hanya tentang memberi uang atau barang, tetapi juga melibatkan:
Memberikan waktu dan perhatian bagi mereka yang kesepian dan membutuhkan dukungan.
Membantu dengan tindakan nyata, seperti menolong orang dalam kesulitan atau memberi semangat bagi yang putus asa.
Berbagi kasih dan belas kasihan, tanpa mengharapkan balasan, sebagaimana Kristus telah lebih dulu mengasihi kita.
Comments
Post a Comment