Renungan Pagi: Menutup Pintu, Menunggu Hujan (Kejadian 7:1–24)

Pagi ini aku membaca Kejadian pasal 7—bagian saat air bah benar-benar datang. Selama berhari-hari sebelumnya, Nuh membangun bahtera. Menaikkan binatang ke dalamnya. Mempersiapkan semua sesuai perintah Tuhan. Orang-orang mungkin tertawa. Langit masih cerah. Tanah masih kering. Tapi akhirnya, hari itu tiba. “Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini.” (ayat 1) Lalu semua masuk. Binatang. Makanan. Keluarga. Dan kemudian satu hal yang sangat penting terjadi: “Lalu TUHAN menutup pintu itu di belakang Nuh.” (ayat 16) Aku berhenti di situ. Tuhan sendiri yang menutup pintu. Bukan Nuh. Dan aku membayangkan bagaimana rasanya berada di dalam bahtera itu, saat pintu besar perlahan tertutup. Suara dunia di luar memudar. Dan hanya tersisa… keheningan. Kadang taat kepada Tuhan terasa seperti itu. Seperti masuk ke dalam sesuatu yang besar dan gelap. Seperti menunggu hujan yang belum turun. Seperti percaya bahwa b...